Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menetapkan tahun 2022 sebagai Tahun Kaca Internasional.Cooper Hewitt merayakan kesempatan ini dengan serangkaian postingan selama setahun yang berfokus pada media kaca dan konservasi museum.
Posting ini berfokus pada dua teknologi berbeda yang digunakan untuk membentuk dan menghiasi peralatan makan kaca: kaca potong versus kaca tekan.Pialanya terbuat dari kaca pres, sedangkan mangkuknya dipotong agar permukaannya berkilau.Meskipun kedua barang tersebut transparan dan didekorasi dengan mewah, pembuatan dan biayanya akan berbeda secara signifikan.Pada awal abad ke-19, ketika mangkuk berkaki dibuat, biaya dan seni yang dibutuhkan untuk membuat hiasan seperti itu membuat biayanya tidak terjangkau secara luas.Pekerja kaca yang terampil menciptakan permukaan geometris melalui pemotongan kaca—proses yang memakan waktu lama.Pertama, pembuat kaca meniup bagian yang kosong—bentuk kaca yang tidak dihias.Potongan tersebut kemudian dipindahkan ke pengrajin yang merancang pola yang akan dipotong ke dalam kaca.Desainnya diuraikan sebelum potongannya diserahkan kepada tukang kasar, yang memotong kaca dengan roda berputar dari logam atau batu yang dilapisi dengan pasta abrasif untuk menghasilkan pola yang diinginkan.Terakhir, penggosok menyelesaikan potongannya, memastikan kilau cemerlang.
Sebaliknya, piala tersebut tidak dipotong tetapi ditekan ke dalam cetakan untuk menciptakan pola barang curian dan rumbai, yang kemudian dikenal sebagai Lincoln Drape (desainnya, yang dibuat setelah kematian Presiden Abraham Lincoln, konon mengingatkan pada tirai yang menghiasi peti matinya. dan mobil jenazah).Teknik pengepresan ini dipatenkan di Amerika Serikat pada tahun 1826 dan benar-benar merevolusi pembuatan kaca.Kaca pres diproduksi dengan menuangkan kaca cair ke dalam cetakan dan kemudian menggunakan mesin untuk mendorong, atau menekan, bahan tersebut ke dalam cetakan.Potongan yang dibuat dengan cara ini mudah dikenali dari permukaan bagian dalam wadahnya yang halus (karena cetakan hanya menyentuh permukaan kaca bagian luar) dan tanda dingin, yaitu riak kecil yang tercipta saat kaca panas ditekan ke dalam cetakan logam dingin.Untuk mencoba menyamarkan tanda dingin pada potongan awal, desain pola berenda sering digunakan untuk menghiasi latar belakang.Seiring dengan semakin populernya teknik pengepresan ini, produsen kaca mengembangkan formulasi kaca baru agar lebih selaras dengan tuntutan proses.
Efisiensi produksi kaca pres berdampak pada pasar barang pecah belah, serta jenis makanan yang dikonsumsi orang dan cara makanan tersebut disajikan.Misalnya, gudang garam (piring kecil untuk menyajikan garam di meja makan) menjadi semakin populer, begitu pula vas seledri.Seledri sangat dihargai di meja keluarga kaya di Victoria.Peralatan gelas berornamen tetap menjadi simbol status, namun kaca pres memberikan cara yang lebih terjangkau dan mudah diakses untuk menciptakan rumah tangga bergaya bagi konsumen yang lebih luas.Industri kaca di Amerika Serikat berkembang pesat pada akhir abad ke-19, mencerminkan inovasi manufaktur yang memberikan kontribusi besar terhadap ketersediaan yang lebih luas serta sejarah peralatan gelas dekoratif dan fungsional.Seperti teknik produksi khusus lainnya, kaca pres sangat diminati oleh para kolektor kaca bersejarah.
Waktu posting: 20 Sep-2022